Destinasi Wisata » City/Regency » Palembang

  • Ampera Bridge

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Jembatan Ampera atau Amanat Penderitaan Rakyat, merupakan jembatan pertama yang menghubungkan kawasan Seberang Ulu dengan Seberang Ilir. Jembatan sepanjang 1,77 km dan lebar 22 m ini yang mulai dibangun pada 1962 dan diresmikan tahun 1965 ini menjadi salah satu landmark Kota Palembang.<br><br> Sejak dibangun, hingga setidaknya tahun 1976, bentang tengah jembatan dapat dinaikkan dan diturunkan untuk memberi ruang kapal yang berlayar di bawahnya. Jembatan, yang masih dikenal wong Plembang sebagai Proyek Musi ini dibangun dengan dana kompensasi (pampasan) perang dari Jepang, seiring dengan pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan Istora Senayan.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Al Quran Al Akbar

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Al-Qur’an Al-Akbar ini adalah salah satu destinasi wisata spiritual paling menarik di Palembang. Disebut-sebut sebagai ukiran kayu terbesar dan pertama di dunia, Al-Qur’an raksasa ini dibuat dari ukiran khas Palembang dengan tinggi 2 meter dan lebar 1,5 meter. <br><br> Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Sementara Huruf Arab dibuat dengan huruf timbul dengan ukiran motif kembang di bagian tepi yang membuat Al-Qur’an ini sangat menarik secara visual.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya lebih dikenal dengan nama situs Karanganyar. Lokasi ini merupakan daerah taman dan daerah hunian sejak masa kerajaan Sriwijaya. berlokasi di utara tepian sungai Musi di Palembang. <br> Di area ini terdapat jaringan kanal, saluran dan kolam yang tertata rapi dan teratur, sehingga dipercaya bahwa daerah ini merupakan buatan manusia dan juga dipercaya sebagai pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang. Di lokasi ini juga telah ditemukan berbagai relik kuno sebagai bukti bahwa daerah ini telah lama dihuni oleh manusia dan menjadi pusat peradaban manusia. <br>Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya menyimpan peninggalan-peninggalan kerajaan Sriwijaya mulai dari abad ketujuh. Kemudi kapal yang berusia ribuan tahun sepanjang delapan meter dapat dilihat di museum TWKS. Berbagai prasasti dan arca juga tersimpan dengan baik di museum TWKS, termasuk prasasti Bukit Siguntang yang menceritakan tentang peperangan yang terjadi pada masa kerajaan Sriwijaya. Selain museum, di sini juga terdapat replika kapal Ceng Ho yang pernah berkunjung ke Palembang. <br> Untuk mengenang laksamana Cheng Ho yang telah mengunjungi Palembang sebanyak empat kali selama pelayarannya mengarungi Asia Tenggara, di musum ini juga dibuat replika kapal Cheng Ho. Tambahan terbaru dari taman ini adalah Taman Pulau Cempaka, di mana pengunjung dapat menikmati keindahan taman di sore hari sambil mengelilingi pulau dengan menggunakan perahu

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Museum Negeri Sumatera Selatan: Balaputera Dewa

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Museum Negeri Sumatera Selatan atau Museum Balaputera Dewa menyimpan koleksi dari era kerajaan Sriwijaya hingga sekarang. secara umum, museum Balaputera Dewa menyimpan berbagai koleksi dari masa pra sejarah, masa kerajaan Sriwijaya, masa Kesultanan Palembang Darussalam dan masa kolonial Belanda. <br><br> Berbagai koleksi seperti histografi, etnografi, feologi, keramik, teknologi modern, seni, flora dan fauna, dan geologi dipamerkan di tiga ruang pameran utama. Museum ini juga merupakan rumah dari arca megalit yang berumur ribuan tahun dari dataran Basemah dan rumah Ulu yang merupakan rumah asli penduduk Sumatera Selatan. <br> <br> Di samping merekam jejak sejarah di Museum Balaputera Dewa, terdapat satu tempat yang wajib dikunjungi yaitu rumah limas yang berada di bagian belakang museum. di dalam rumah tradisional Sumatera Selatan ini, anda dapat mengenali jejak adat istiadat daerah Palembang. Beberapa peralatan tradisional di Palembang tersimpan dengan rapi di rumah yang telah berdiri sejak tahun 1830.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Bukit Siguntang

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Bukit Siguntang merupakan titik tertinggi di Palembang dan mempunyai ketinggian kira-kira 30 meter di atas permukaan laut. Bagi sebagian besar penduduk yang tinggal di sekitar bukit, tempat ini dianggap suci. Bukit ini juga merupakan rumah bagi peninggalan arkeologi yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya, pada abad ke-6 hingga abad ke-13. <br> Taman yang sekaligus merupakan objek wisata situs arkeologi ini sangat rindang dan terdapat beberapa makam raja melayu di sini dan banyak tokoh penting lainnya. Bukit Siguntang juga dikenal sebagai taman arkeologi karena di tempat ini pernah ditemukan beberapa artefak buddhisme yang menunjukkan Bukit Siguntang pernah dijadikan tempat pemujaan dan keagamaan kerajaan. Beberapa arca yang ditemukan kemudian disimpan di Museum Nasional Jakarta. <br> Pada tempat yang lebih tinggi di dalam kompleks, terdapat beberapa makam yang dikatakan sebagai makam anggota Kerajaan Melayu-Sriwijaya dan beberapa pahlawan. Dalam mitologi Melayu klasik, bukit Siguntang merupakan asal muasal dari raja-raja Melayu yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Filipina Selatan dan Thailand Selatan.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Jakabaring Sport City

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Setelah mendapat kehormatan sebagai tuan rumah SEA GAMES 2011 lalu, Jakabaring Sport City kembali dipercaya untuk memberikan tempat terbaik untuk pesta olahraga Asian Games 2018. Dengan luas 325 hektar di wilayah Seberang Ulu, komplek olahraga ini menjadi salah satu komplek olahraga terbesar di Indonesia.<br> Terdapat berbagai venue cabang olahraga di Jakabaring Sport City, antara lain Stadion Gelora Sriwijaya yang berkapasitas 40 ribu orang dan merupakan stadion terbesar ketiga di Indonesia, stadion atletik, stadion akuatik, arena menembak, arena badminton dan ski air. Jakabaring Sport City juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti Wisma Atlit dan Bangunan Sport Science. Tambahan terbaru adalah arena bowling, arena dayung dan voli pantai.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Kambang Iwak

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Sejak masa kolonial Belanda, daerah Talang Semut merupakan tempat pemukiman elit warga Belanda. Sampai saat ini, rumah peninggalan kolonial masih ada di daerah ini. Kambang Iwak merupakan taman kota yang sudah ada sejak tahun 1900-an. Secara harfiah, kambang iwak berarti kolam besar yang berisi ikan. <br> Taman ini pada awalnya dibangun untuk warga Belanda sebagai tempat rekreasi dan berolahraga. Pepohonan yang rindang ditanam di sekitar taman ini. Danau buatan ini juga memiliki fungsi untuk menampung luapan air hujan.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Kampung Arab Al-Munawar

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Nama Kampung Al Munawar yang terletak di Kelurahan 13 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang ini diambil dari nama pendiri kampung ini, Al Habib Abdurrahman Al Munawar. Sebagaimana tipikal perkampungan masa lalu, kampung ini dikelilingi sungai dan “kawasan berair”, yaitu Sungai Musi di sebelah utara, Sungai Ketemenggungan (barat), Sungai Kangkang (timur), dan rawa (kini sudah menjadi perkampungan dan Jl. K.H.A. Azhary). Keberhasilannya dalam perniagaan memungkinkan Habib Abdurrahman Almunawar mendirikan rumah –untuk dirinya dan anak-anaknya—pada pertengahan abad ke-19. Habib yang berasal dari Hadramaut (kini Yaman) itu dilahirkan pada abad ke-13 H dan wafat pada 27 Rajab 1310 H atau Selasa, 14 Februari 1893 M. <br> Usaha klan Al Munawwar semakin meningkat pada masa putra-putranya memegang kendali usaha, yaitu usaha penggergajian kayu (masa awal 1900) dan getah karet (setelah tahun 1914). Pada pergantian abad, putra keduanya, Alwi Al Munawar memerbesar usaha sawmill (penggergajian) dengan mekanisasi mesin uap. Tercatat, kapasitas produksi 200 keping papan sehari. Keluarga Al Munawar dan Assegaf juga mendirikan sawmill di Musi Ilir (150 km dari muara laut) yang digerakkan motor 50 pk yang menghasilkan 700 papan sehari, dengan volume 28 meter kubik. Klan Al Munawar dan Assegaf dipertalikan hubungan besan, karena tiga putri Abdurrahman dipersunting keluarga Assegaf. <br> Hingga saat ini, delapan rumah yang telah ada sejak kampung ini berdiri masih berdiri dengan tegak dan masih dihuni oleh keturunan Habib Abdurrahman Al Munawar. Kunjungi kampung ini untuk merasakan jejak kampung Arab dengan menikmati kulinernya yang luar biasa dan interaksi dengan warga setempat.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Kampung Kapitan

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Kampung Kapitan merupakan titik awal etnis Tionghoa berdiam di wilayah darat Palembang. Setelah perang Palembang vs Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) tahun 1659, disusul pendirian Kesultanan Palembang Darussalam pada 1663, sultan Palembang tidak mengizinkan pemukim asing tinggal di wilayah daratan Palembang. Setelah kesultanan ditaklukkan Belanda tahun 1821, pemerintah kolonial membangun semacam kantor perwakilan di kawasan seberang Keraton Kuto Kecik (sekarang Museum SMB II). <br> Namun kemudian, Belanda membongkar dan membangun ulang keraton untuk kantor komisaris selama masa 1823-1825. Hal ini dilakukan setelah persekutuan dengan raja yang didukungnya bubar. Karenanya, gedung yang dibangun di kawasan seberang kemudian diserahkan kepada kelompok Tionghoa untuk kantor administrasi saat Belanda memberlakukan sistem perwakilan kaum ada 1830, setelah sebelumnya (1823) menghapuskan Kesultanan Palembang Darussalam. <br> Pemimpin kaum Cina pertama yang diangkat adalah Tjoa Kie Tjuan dengan pangkat mayor pada tahun 1830. Tugasnya adalah sebagai mediator antara kelompok masyarakat Cina dengan pemerintah kolonial Belanda; di antaranya urusan administrasi, kependudukan, dan perpajakan. Kapitan yang terkenal adalah Tjo Ham Hin, yang merupakan putra Tjoa Kie Tjuan. Pada masa kapitan ini, didirikan satu lagi bangunan bercorak Palembang-Cina, sebagai pendamping bangunan pertama yang bercorak Palembang-Cina-Eropa.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Kantor Ledeng

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Kantor Walikota Palembang didirikan pada tahun 1928 oleh arsitek S. Snuijf. Lebih dikenal dengan water torrent atau kantor ledeng. Pada masa kolonial, selain sebagai menara air yang menyediakan air bersih bagi warga kota Palembang, kantor ini juga memiliki fungsi sebagai kantor pemerintahan. <br> Pada zaman Jepang, balai kota dijadikan kantor Syuco-kan (kantor Residen) dan terus dimanfaatkan sebagai balai kota sampai tahun 1956. Sejak tahun 1963 kantor menara air berubah menjadi kantor pusat pemerintahan kota Praja Palembang sampai dengan sekarang.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Kawah Tengkurep

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Kawah Tekurep merupakan kompleks pemakaman keluarga kerajaan Palembang Darussalam. Kesultanan Palembang Darussalam didirikan pada tahun 1675 oleh Sultan Abdurrahman (1659-1706). Kawah Tekurep didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo pada tahun 1728 dan dilanjutkan dengan pembangunan gubah tengah di area pemakaman oleh Sultan Ahmad Najamuddin Adi Kesumo. Komplek pemakaman ini disebut kawah tekurep karena bentuk atap bangunan makam yang berbentuk kubah atau seperti wajan terbalik. Di dalam area pemakaman ini terdapat empat cungkup (kubah)yang terdiri dari tiga cungkup untuk para sultan dan satu cungkup untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang kerajaan.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Pulau Kemaro

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Terkenal dengan kisah cintanya yang tragis, Pulau Kemaro juga menjadi salah satu tujuan ibadah bagi umat Tridharma. Terdapat Kelenteng Hok Ceng Bio dan Pagoda setinggi sembilan lantai. Setiap perayaan Cap Go Meh, puluhan ribu orang akan memadati pulau seluas 5 ha yang terletak di Sungai Musi ini untuk beribadah. Selain legenda cinta Tan Bun An dan Siti Fatimah, pulau ini juga merupakan saksi sejarah penting dalam heroisme rakyat Palembang. <br> Pada masa Kerajaan Palembang (1587-1659) dan Kesultanan Palembang Darussalam (1663-1821), Pulau Kemaro menjadi benteng yang sulit ditembus dan terkenal dengan persenjataannya yang luar biasa. Pulau ini menjadi basis pertahanan yang kuat pada perang Palembang melawan Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada 1659. Bahkan, pada Perang Palembang 1819, armada Belanda di bawah Herman Warner Muntinghe, hancur di perairan Pulau Kemaro sebelum mendekati Kuto Tengkuruk (Kuto Kecik) dan Kuto Besak. Pulau Kemaro baru dapat ditembus Belanda pada tahun 1821, setelah strategi perang sungai Sultan Mahmud Badaruddin II dibocorkan ke pihak Belanda.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Masjid Agung Palembang

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Masjid Agung dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikrama, berlokasi di dekat Bundaran Air Mancur sebagai titik nol kota Palembang. Arsitektur masjid ini dipengaruhi oleh Tiongkok, Eropa dan Palembang. Setiap Jumat, halaman masjid dipenuhi oleh pedagang yang menjajakan berbagai dagangan termasuk makanan khas Sumatera Selatan yang jarang ditemui sehari-hari. <br> Bangunan utama masjid dibangun pada 1748, Lantai dan atap dipengaruhi oleh gaya arsitektur Tiongkok sementara bangunan utama dilengkapi dengan ornamen tradisional Palembang. Masjid ini mengalami beberapa kali renovasi dan memiliki dua menara masjid.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Monumen Perjuangan Rakyat

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Monumen Perjuangan Rakyat atau lebih dikenal dengan nama Monpera dibangun untuk mengenang pertempuran lima hari lima malam melawan Belanda yang terjadi di tahun 1947. Monpera memiliki 8 lantai dan berisi sejarah pertempuran dan militer di wilayah Sumatera Selatan. Dari lantai paling atas, pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Palembang 360 derajat.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Pasar 16 Ilir

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Seperti halnya pasar Tanah Abang, Pasar 16 Ilir menyediakan berbagai barang yang diinginkan pengunjung. Mulai dari bumbu masakan sampai dengan fashion seperti tas, sepatu dan busana. Tempat ini juga menyediakan kain khas Palembang seperti jumputan dan songket. Gunakan keahlian anda untuk menawar di pasar 16 Ilir untuk mendapatkan barang yang anda inginkan.<br> Perdagangan di pasar 16 Ilir berawal dari pasar kaget yang terletak di tepian sungai Musi. Sampai dengan awal 1900-an dimulai dari berkumpulnya pedagang kaki lima yang selanjutnya berkembang dengan pembangunan petak permanen. Los-los mulai dibangun sekitar tahun 1918 dan dipermanenkan sekitar tahun 1939.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Songket

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Menurut adat Palembang, songket melambangkan kebesaran dan keagungan seseorang. Warna merah bermakna berani dan kuning emas bermakna kejayaan dan kemakmuran. Pada awalnya, penggunaan motif dan warna songket menjadi pembeda si pemakai. Misalnya Bungo Cino biasa dipakai oleh wanita keturunan Cina, Bungo Pacik dipakai wanita keturunan Arab dan India. <br> Songket Palembang umumnya mempunyai ragam hias tumbuh-tumbuhan, terutama bunga, geometris dan campuran. Bagian pinggiran songket disebut tretes, lapis kedua umpak ujung dan selanjutnya pengapit, sedangkan motif inti songket disebut sebagai kembang tengah. Terdapat lebih kurang 35 motif songket Palembang yang bisa dikelompokkan berdasarkan ragam hiasnya. Yaitu lepus, motif bunga dan motif campuran. <br> Proses pembuatan songket memakan waktu lama, biasanya sekitar 1 bulan. Songket dibuat dengan metode sungkit di mana benang tenun dikaitkan dan dicungkil untuk memasukkan benang emas. Pada awalnya, songket biasanya dikerjakan oleh gadis muda yang hendak berumah tangga ataupun ibu-ibu berusia senja sambil menunggu waktu sholat. <br> Keistimewaan Songket Palembang dapat Anda temui di Sentra Songket Tanggo Buntung. Anda dapat menemukan kain songket mulai dari harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Selain kain songket, toko-toko di sentra industri ini juga menjual barang-barang khas Palembang seperti kain jumputan, tanjak, dompet dari bahan songket dan cenderamata khas Palembang lainnya. Bahkan di beberapa toko Anda dapat melihat langsung pembuatan songket lengkap dengan alat tenun tradisionalnya.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Masjid Ki Merogan

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Masjid ini dikenal sebagai Masjid Kiai Muara Ogan, atau sering pula disebut sebagai Masjid Ki Merogan. Penamaannya berdasarkan nama ulama yang membangunnya, yaitu Mgs. H. Abdul Hamid bin Mahmud, yang kemudian lebih dikenal sebagai Kiai Muara Ogan. Nama julukan ini didasarkan pada lokasi bermukim, berusaha, sekaligus berdakwah sang ulama. Pada masa lalu, lokasi masjid ini dikenal sebagai Kampung Karangberahi. <br> Pada saat didirikan, sebagaimana umumnya lahan tepian sungai di kawasan Palembang, lokasinya berupa rawa. Karena itu, dilakukan penimbunan sehingga lokasinya lebih tinggi daripada lahan sekitarnya. Masjid dibangun sekitar tahun 1871 M dan diwakafkan pada 6 Syawal 1310 H atau 23 April 1893 M. Masjid ini terletak di muara sungai, yaitu sekitar 13 meter dari Sungai Musi dan 75 meter sebelah selatan sungai Ogan. Ukuran asli masjid ini sebelum dilakukan renovasi dan perluasan adalah 18,8 meter x 19,4 meter. Masjid ini beratap tumpang dua yang ditopang empat saka guru setinggi 6 meter berbentuk persegi delapan berukuran 0,5 meter. Keempat tiang utama ini dikelilingi dua belas tiang penopang setinggi 4 meter dan lebar 0,30 m. <br> Kiai Muara Ogan dikenal sebagai sosok ulama kharismatik. Di samping ajarannya dalam ilmu keislaman, masyarakat juga memandangnya sebagai ulama yang penuh karomah. Banyak kisah, yang dikaitkan dengan karomah Kiai Muara Ogan. Kiai Muara Ogan juga berdakwah ke daerah luar Palembang. Dakwah yang diiringi dengan usaha dagang itu memberi pengaruh besar ke kawasan Iliran Palembang. Di beberapa daerah, ulama ini juga mendirikan masjid untuk mendukung syiar Islamnya. Ulama yang lahir pada tahun 1811 ini, wafat pada 17 Rajab 1319 H atau 31 Oktober 1901.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Amanzi Water Park

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Amanzi water park adalah taman rekreasi air terbesar di Palembang dengan luas 3.5 hektar. Terletak di Citra Grand City, Amanzi Water park menawarkan beragam permainan air yang ditujukan untuk berbagai usia dari anak-anak hingga orang dewasa. <br> Permainan di tempat ini terdiri dari wahana tempat bersantai maupun wahana yang mampu memacu adrenalin seperti kolam arus dan seluncuran seru. Amanzi water park cocok sebagai tempat rekreasi bagi keluarga. <br><br> Amanzi Water Park: <br> Tiket Masuk: <br> <br> Selasa – Jumat Rp. 50.000 <br> Sabtu Rp. 75.000 <br> Minggu Rp. 100.000 <br> Hari libur nasional; Rp.120.000 <br> <br> <br> <br> <br> Photo credit: Amanzi Water Park Palembang

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Palembang Bird Park

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Palembang bird park berlokasi di Jakabaring, tidak jauh dari Jakabaring Sport City. Tempat ini menyimpan berbagai koleksi binatang, terutama beragam burung. Selain burung, pengunjung dapat bermain dengan kelinci dan memberi makan marmut dan kura-kura. <br> Binatang lain yang terdapat di tempat ini adalah kuda poni, kambing, ular, iguana, kancil dan hamster. Pengunjung dapat berinteraksi dengan hampir semua binatang yang ada di tempat ini karena mereka berada di area terbuka. Sebagai kebun binatang mini, Palembang bird park sangat cocok sebagai tempat untuk memperkenalkan binatang kepada si kecil. <br><br> Palembang Bird Park: <br> Tiket masuk: Rp. 50.000 <br> <br> <br> <br> <br> <br> Photo credit: Palembang Bird Park <br>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Tugu Belido

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Tugu Belido merupakan salah satu ikon terbaru di kota Palembang. Terletak di tepi Sungai Musi, di Plaza Benteng Kuto Besak. Tugu Belido Bukit Asam memiliki tinggi total 9 meter, dengan tinggi patung Ikan Belido sekitar 6 meter dan panjang patung ikan mencapai 12 meter. <br> Patung ikan yang terbuat dari tembaga setebal 1,2 mm dan dilapisi perak ini memiliki berat mencapai 3 ton. Ikan belida terpilih menjadi ikon baru di kota Palembang karena Ikan belida merupakan salah satu ikan asli Sungai Musi dan merupakan bahan baku pembuatan makanan khas Palembang

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Sentra Jumputan Tuan Kentang

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Selain songket, Palembang juga memiliki kain jumputan. Teknik tie dye telah dipakai secara turun temurun menghasilkan warna-warna cerah yang memikat mata. Daerah Tuan Kentang yang terletak di Kertapati merupakan sentra pengrajin kain jumputan. Selain itu, di tempat ini tersedia juga kain blongsong dan kain batik Palembang. Pengunjung dapat menyaksikan pembuatan kain jumputan secara langsung dan juga berbelanja di sini.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Masjid Cheng Ho

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Masjid Cheng Ho merupakan masjid yang relatif baru dan didirikan oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Sumatera Selatan atau PITI. Dinamakan Cheng Ho untuk menghormati Laksamana Cheng Ho yang telah berjasa menyebarkan agama Islam ke Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah, selama perjalanannya Laksamana Cheng Ho telah berkunjung sebanyak tujuh kali ke Palembang.<br> Desain masjid Cheng Ho memadukan unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa Tionghoa dan Arab. Menara di kedua sisi masjid meniru kelenteng di Tiongkok dan dicat dengan warna merah dan hijau giok.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Makam Ki Gede Ing Suro

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Makam Ki Gede Ing Suro terletak di Kelurahan 1 Ilir Kecamatan Ilir Timur I. Di dalam kompleks makam ini terdapat delapan bangunan dan 38 makam. Kompleks pemakaman ini dibangun pada pertengahan abad keenambelas.<br> Salah satu tokoh yang dimakamkan di tempat ini adalah Ki Gede Ing Suro yang merupakan pendiri Kerajaan Islam Palembang yang kemudian menjadi Kesultanan Palembang Darussalam. Ki Gede Ing Suro adalah putera dari Ki Gede Ing Lautan, bangsawan dari Demak yang menyingkir ke Palembang setelah terjadi kekisruhan di wilayah tersebut.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Pedestrian Sudirman

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Setiap malam Sabtu dan malam Minggu, jalan Jendral Sudirman dari pasar Cinde hingga Internasional Plaza ditutup untuk umum. Masyarakat bebas untuk berkegiatan di acara Car Free Night ini. <br> Terdapat banyak atraksi hiburan yang ditampilkan oleh berbagai komunitas dan juga terdapat tenant kopi dan pempek untuk dinikmati para pengunjung. Di luar Car Free Night, trotoar dari masjid Agung sampai pasar Cinde dapat dinikmati oleh pejalan kaki karena luas dan tersedia banyak tempat duduk.

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Lorong Basah Culinary Night

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Di siang hari, lorong basah yang terletak di daerah pasar 16 Ilir merupakan pusat perbelanjaan yang menjual berbagai barang yang bisa dibeli oleh wisatawan. Namun di malam hari, lorong basah berubah menjadi pusat kuliner yang menawarkan beragam kuliner khas Palembang maupun kuliner kekinian. Hampir 200 pedagang kuliner menjajakan dagangannya di sepanjang lorong basah dan tersedia

    Posted by Admin Selengkapnya