Destinasi Wisata » Kuliner

  • Mie Celor

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Mie celor terdiri dari mie telur, tauge, dan kuah kaldu yang kental dan gurih yang terbuat dari santan. Mie celor sendiri berarti mie celup. Mie tidak dimasak seperti saat membuat mie goreng atau mie rebus. Untuk penyajian, mie cukup dicelup ke dalam air panas lalu ditiriskan. Kemudian mie yang disajikan hangat dalam campuran kuah santan dan kaldu ebi (udang kering), ditambah taoge dan irisan telur rebus, serta ditaburi irisan seledri, daun bawang dan bawang goreng.<br> <br> <small> <br> Photo credit: Photographer: Rangga Wibisono Food stylist: Nesia C Silva

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Es Kacang Merah

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Palembang memiliki minuman khas yang lezat yaitu es kacang merah. Makan pempek dengan cuka pedas pun rasanya makin mantap ditemani es kacang merah. Es kacang merah yang merupakan akulturasi kuliner Tionghoa, dengan cita rasa khas tersendiri. Es kacang merah Palembang terbuat dari kacang merah segar yang direbus cukup lama. Setelah kacang merah lembut barulah diberi campuran kuah santan serta es serut yang menggunung, dan untuk pemanis biasanya ditambah sirup merah atau cocopandan atau susu kental manis cokelat. <br><br> <small> Photo Credit:<br> Photographer: Rangga Wibisono Food stylist: Nesia C Silva</small>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Pindang

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Pindang dibuat dengan bahan dasar bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas dan cabe. Secara garis besar, pindang dibedakan lagi berdasarkan asal daerah. Pindang yang populer saat ini adalah pindang Pegagan, Meranjat, Musi Rawas, Palembang dan Sekayu. Masing-masing daerah memiliki karakteristik khusus berdasarkan bahan dan teknik memasaknya sehingga memiliki rasa yang berbeda-beda. <br><br> Sebagai provinsi yang dilintasi sungai Musi, berbagai ikan menjadi bahan pindang. Pindang ikan patin, ikan gabus, ikan baung, belida dan juga ikan salai atau ikan yang diasapkan. Selain itu, udang galah dan juga daging menjadi bahan pindang. Pindang populer sebagai menu makan siang ataupun makan malam. Menikmati sensasi makan pindang di tepian Sungai Musi dapat dilakukan bila berada di Palembang.<br> <br><small> Photo credit: <br> Photographer: Rangga Wibisono Food stylist: Nesia C. Silva</small>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Pempek

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Pempek merupakan makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan tepung kanji. Awalnya pempek terbuat dari ikan belida dan ikan putak, namun seiring dengan semakin langkanya ikan belida sekarang penjual pempek banyak yang terbuat dari ikan gabus dan tenggiri. Pempek terdiri dari berbagai macam jenis, yaitu pempek lenjer, kapal selam, telur kecil, adaan, kulit, pistel, keriting dan lain-lain. Warga Palembang juga mengkonsumsi pempek dalam setiap kesempatan. Pempek dapat menjadi menu sarapan pagi ataupun sebagai kudapan ringan. Makan pempek tidak lengkap tanpa ngirup cuko atau menghirup cuko. <br><br> Di Palembang, pempek dapat ditemui di mana-mana, di pinggir jalan yang dijajakan oleh pedagang bersepeda dan juga di restoran. Pempek juga merupakan salah satu oleh-oleh khas Palembang yang dibawa pulang wisatawan yang berkunjung ke Palembang. <br><br> <small> Photo credit: <br><br> Photographer: Rangga Wibisono<br> Food stylist: Nesia C. Silva</small>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Martabak HAR

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Martabak HAR sebenarnya adalah menu masakan dari rumah makan HAR. RM HAR sendiri diambil dari singkatan nama pemiliknya yaitu Haji Abdul Rojak. Haji Abdul Rozak mulai berjualan martabak sejak tahun 1947 di Palembang. Seantero Palembang pasti tahu dengan resto ini, karena lokasinya yang sangat strategis terletak di jalan protokol Sudirman. <br><br> Martabak yang lebih dikenal dengan sebutan martabak HAR ini terbuat dari adonan terigu yang diisi dua butir telur. Biasanya menggunakan telur bebek atau telur ayam, pembeli juga bisa memesan martabak sayur yang berisi campuran irisan daun bawang dan telur. Martabak HAR disajikan dengan kari kambing dan kecap cabe. Martabak HAR merupakan perpaduan kuliner India dan Palembang, dengan penggunaan kari sebagai kuah. <br> <br> <small> Photo credit: <br> Photographer: Rangga Wibisono Food stylist: Nesia C. Silva </small>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Celimpungan

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Untuk sarapan pagi di Palembang, orang Palembang sejak dulu biasa memakan hidangan ini. Celimpungan dan laksan berbahan dasar adonan ikan serupa dengan pempek. Sedangkan burgo berbahan dasar tepung beras. Perbedaan antara pempek dengan celimpungan dan laksan terletak pada bentuk dan kuahnya. <br><br> Celimpungan berbentuk bulat sedangkan laksan berbentuk tipis (pipih). Kuahnya terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Celimpungan dan Laksan dimakan bersama sambal gorengnya. <br><br> <small> Photo credit: <br> Photographer: Rangga Wibisono Food stylist: Nesia C. Silva</small>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Lenggang Panggang

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Lenggang panggang merupakan variasi dari pempek tunu alias pempek panggang. Sekilas bentuknya seperti telur dadar, atau martabak. Juga bukan pempek kapal selam yang berisi telur. Ini adalah pempek yang dicampur dengan adonan telur. <br><br> Lenggang panggang dibuat dengan menggunakan daun pisang yang dibentuk mangkuk persegi baru kemudian diisi dengan campuran pempek lenjer dan telur kocok. Setelah itu dipanggang hingga matang. Lenggang panggang semakin nikmat dengan cuko tentu saja dan dilengkapi dengan taburan ebi sangrai dan irisan mentimun. <br><br> <small><br><br> Photo credit: <br> Photographer: Rangga Wibisono Food stylist: Nesia C. Silva<br>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Model & Tekwan

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Model dan tekwan adalah makanan berkuah yang begitu nikmat. Campuran di dalam tekwan terdiri atas olahan ikan, jamur kuping, sohun, mentimun, dan kuah udang. Adonan untuk model dan tekwan terbuat dari ikan tenggiri atau gabus sama seperti adonan pempek. Cara pembuatan model dan takwan, hampir sama seperti mengolah pempek. Hanya, komposisi ikan pada model dan tekwan lebih banyak. <br><br> Dalam membuat model, adonan ikan dicampur dengan tahu lalu digoreng sebelum dicampur dengan kuah. Sedangkan ikan pada adonan tekwan tidak dicampur dengan tahu dan tidak digoreng. Cara membuat tekwan itu direbus, mirip seperti bikin bakso. Saat terhidang di dalam mangkuk, kuah model terasa lebih manis karena perpaduan udang dan bengkuang di dalamnya. Adapun kuah tekwan lebih terasa rempahnya. <br><br> <small> Photo credit:<br><br> Photographer: Rangga Wibisono Food stylist: Nesia C. Silva

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Kue Tradisonal Palembang

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Selain pempek ada beberapa makanan lain berupa kue yang juga wajib ada di Palembang. Seperti Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit. <br><br> Kue Gandus juga salah satu kue khas Palembang, menggunakan tepung beras dan tepung kanji, kue gandus bertekstur sangat lembut dan legit. Biasanya ditambahkan ebi atau abon, daun seledri, bawang goreng, dan potongan cabe merah. Bentuknya kecil-kecil dan bisa ditemui di pasar tradisional di Palembang. Rasanya asin pedas dan gurih. enak sekali untuk cemilan atau sarapan pagi. <br><br> Ada juga Telok ukan (dalam bahasa Indonesia artinya “Bukan Telur”). Makanan ini sangat unik terbuat dari telur bebek. Prosesnya terbilang cukup rumit. Ini karena telur bebek dilubangi dengan jarum terlebih dahulu untuk mengeluarkan isinya. Lalu isinya dicampur dengan santan dan aneka bumbu lainnya. Setelah itu dimasukkan kembali ke dalam telur dan dikukus. Kedengarannya mudah namun kenyataannya tidak gampang. Telok ukan bisa ditemui pada saat perayaan kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus. Bahkan ada kue yang wajib hadir saat lebaran, upacara adat dan special, seperti Maksubah, Delapan Jam, Engkak Ketan dan Bolu Kojo. <br><br> Maksubah adalah kue lapis khas Palembang yang disajikan hanya pada acara-acara khusus. Menghidangkan maksubah dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada tamu. Maksubah juga lazim disajikan oleh pengantin kepada orang tua dan mertuanya. Pada saat lebaran, terutama pengantin baru, kue maksubah menjadi antaran wajib ke rumah orang tua-mertua mereka. <br><br> Kue ini tidak mudah membuatnya meski bahan dasarnya hanyalah telor bebek, mentega, gula dan mentega. Ketelatenan menjadi syarat utama. Maksubah dibuat di loyang dan setiap loyang membutuhkan 28 telor bebek. Kue ini tidak memerlukan pengembang. Ketelatenan dibutuhkan saat menuang adonan buat lapisan demi lapisan. Serupa dengan maksubah, pemanggangan engkak ketan pun harus selapis demi selapis. Bedanya, engkak ketan menggunakan telur ayam. Satu loyang engkak ketan membutuhkan 10 telur ayam. Seperti namanya, engkak ketan juga dibuat menggunakan tepung ketan. <br><br> Kue Delapan Jam hanya terbuat dari telur dan gula yang dimasak dengan cara dikukus selama 8 jam. Karenanya kue ini dinamakan Delapan jam. Konon, dulunya kue ini hanya dinikmati untuk kelas bangsawan. <br><br> Bolu Kojo berarti kemojo, sama seperti kue bolu pada umumnya, bolu kojo terbuat dari campuran telur, gula dan tepung. Rasanya manis dan legit karena terdapat campuran gula dan juga susu kental manis. Bolu kojo khas Palembang memiliki warna hijau. Warna tersebut berasal dari daun suji atau daun pandan. Selain memberikan warna yang cantik, daun suji atau daun pandan juga memberikan aroma yang nikmat. <br><br> <small> Photo credit: <br><br> Photographer: Rangga Wibisono<br> Food stylist: Nesia C. Silva<br>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Pasar Durian Kuto Palembang

    2020-12-01 from southsumatratourism.com

    Jika sudah berada di Palembang, wajib untuk menikmati durian di kota pempek ini. Jangan takut karena durian di Palembang ada sepanjang tahun tanpa mengenal musim. <br><br> Kawasan yang menjual durian di Palembang memang banyak, tapi yang paling terkenal adalah “Pasar Kuto” <br><br> Ketenaran durian Pasar Kuto sudah terkenal hingga keluar kota Palembang. Setiap harinya kawasan Pasar Kuto ini selalu ramai dikujungi oleh penikmat durian. Alasannya pun beragam karena bisa menikmati durian dengan harga terjangkau dan tempat yang nyaman. Jika beruntung bisa mendapatkan durian tembaga yang menjadi incaran pembeli. <br><br> Kawasan Pasar Kuto ini sendiri sudah eksis sejak tahun 1976, dan hampir seluruh pedagang durian disini adalah turun temurun berdagang durian. Untuk suplai durian di kawasan ini didatang dari berbagai daerah di Sumatera Selatan mulai dari daerah Tebing Tinggi (Empat Lawang), Kikim (Lahat) hingga Belitang. Jika suplai durian berkurang, pedagang akan mendatangkan rajanya buah tersebut dari luar Sumatera Selatan baik dari Medan, Padang ataupun Bengkulu.(Dva) <br><br> Photo by: @santi_crespo09 <br> source: @charming.palembang<br> #pesonasriwijaya<br> #pariwisatapalembang<br> #charmingpalembang<br> #palembangtourism<br> #pasarkuto #musi4<br> #palembang #duren<br> #durian #pasarkut<br>

    Posted by Admin Selengkapnya

  • Nasi Minyak

    2020-12-01 from https://southsumatratourism.com/

    Nasi minyak adalah nasi khas Palembang disantap dengan aneka lauk pauknya seperti Malbi, Kari Kambing hingga sambal Nanas. Nasi minyak adalah nasi yang dimasak dengan minyak samin dan beberapa bumbu, diantara lainnya ketumbar, adas manis, jintan, pala, bawang Bombay, bawang putih, tomat dan berbagai jenis bumbu lainnya. Sekilas, tampilan nasi ini mirip seperti nasi kuning atau nasi biryani namun rasanya lebih khas dengan aroma yang lebih lembut, tidak terlalu keras seperti nasi biryani dan warnanya lebih gelap ketimbang nasi kuning. Ada rasa khas dari nasi minyak yang berbeda bila dibandingkan dengan nasi kuning. Rasa tersebut berasal dari minyak samin karena ketika memasak nasi minyak di campur dengan minyak samin sebagai penguat rasa. <br><br> Selain unik, nasi minyak ini sebenarnya bukan kuliner biasa, loh. Konon dulu nasi minyak hanya disediakan setiap hari Jumat saja. Sultan Palembang sering menyantap nasi minyak ini setelah beribadah salat Jumat. Tidak hanya hari Jumat, nasi minyak juga disediakan di acara-acara penting seperti hajatan atau pesta perayaan kesultanan <br><br><small> Photo credit: <br> Photographer: Rangga Wibisono<br> Food stylist: Nesia C. Silva</small>

    Posted by Admin Selengkapnya