Kampung Kapitan

Tanggal Pos: 2020-12-01
Kategori: City/ Regency
Kabupaten/Kota: Palembang

Kampung Kapitan merupakan titik awal etnis Tionghoa berdiam di wilayah darat Palembang. Setelah perang Palembang vs Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) tahun 1659, disusul pendirian Kesultanan Palembang Darussalam pada 1663, sultan Palembang tidak mengizinkan pemukim asing tinggal di wilayah daratan Palembang. Setelah kesultanan ditaklukkan Belanda tahun 1821, pemerintah kolonial membangun semacam kantor perwakilan di kawasan seberang Keraton Kuto Kecik (sekarang Museum SMB II).
Namun kemudian, Belanda membongkar dan membangun ulang keraton untuk kantor komisaris selama masa 1823-1825. Hal ini dilakukan setelah persekutuan dengan raja yang didukungnya bubar. Karenanya, gedung yang dibangun di kawasan seberang kemudian diserahkan kepada kelompok Tionghoa untuk kantor administrasi saat Belanda memberlakukan sistem perwakilan kaum ada 1830, setelah sebelumnya (1823) menghapuskan Kesultanan Palembang Darussalam.
Pemimpin kaum Cina pertama yang diangkat adalah Tjoa Kie Tjuan dengan pangkat mayor pada tahun 1830. Tugasnya adalah sebagai mediator antara kelompok masyarakat Cina dengan pemerintah kolonial Belanda; di antaranya urusan administrasi, kependudukan, dan perpajakan. Kapitan yang terkenal adalah Tjo Ham Hin, yang merupakan putra Tjoa Kie Tjuan. Pada masa kapitan ini, didirikan satu lagi bangunan bercorak Palembang-Cina, sebagai pendamping bangunan pertama yang bercorak Palembang-Cina-Eropa.